Di dunia ini, tidak ada hal yang sama persis, walaupun dua orang saudara kembar pasti terdapat perbedaan. Secara teoritis, semua manusia dianggap sederajat, tetapi ternyata hal itu tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam kehidupan manusia, setiap individu memiliki keunikan yang membuatnya berbeda dengan individu lainnya. Perbedaan itu dapat berbentuk perbedaan ras. Misalnya, Ibu Sri dan Ibu Magdalena berbeda suku. Ibu Sri berasal dari jawa tengah, dan Ibu Magdalena berasal dari Sumatera Utara, misalnya keduanya diklasifikasikan dalam masyarakat, ternyata berada dalam kelas sosial menengah atas. Jadi, meskipun keduanya sama-sama berada dalam kelas sosial menengah, namun berbeda kebudayaan.
Dalam diferensiasi sosial, faktor pembentuknya dapat berupa pilihan. Misalnya, Nita memilih untuk tetap menjadi warga negara Indonesia, sedangkan Adam lebih memilih untuk mengganti kewarganegaraannya menjadi warga Amerika Serikat. Atau, merupakan hal yang sudah menjadi kodrat alam misalnya dalam hal ras, atau bisa juga merupakan hal yang diluar kemampuannya untuk dirubah. Misalnya, karena semua orang dilingkungannya menganggap bahwa seorang perempuan hanya bertugas mengurus pekerjaan rumah tangga maka Sri tidak memiliki keterampilan lain selain pekerjaan rumah tangga.
Terjadinya proses Stratifikasi Sosial menurut Astrid S. Susanto terjadi karena semakin meluasnya masyarakat, yang mengakibatkan terjadinya pembagian kerja. Jadi, masyarakat modern akan memperlihatkan kecenderungan menuju ke arah stratifikasi yang lebih banyak karena dasar dari stratifikasi adalah pembagian kerja.
Adapun menurut Soerjono Soekanto, hal-hal yang dapat dianggap sebagai pembentuk terjadinya stratifikasi adalah sebagai berikut :
- Sistem sosial berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempunya arti yang khusus bagi masyarakat tertentu,
- Sistem Stratifikasi dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur, yaitu sebagai berikut :
- Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, misalnya penghasilan dan kekayaan.
- Sistem bertetangga yang diciptakan warga masyarakat, seperti prestise dan penghargaan.
- Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapatkan berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kekerabatan tertentu, milik, wewenang, atau kekuasaan.
- Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, dan keanggotaan dalam suatu organisasi.
- Mudah atau sukarnya bertukar suatu kedudukan.
Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, sekiranya, jika anda merasa artikel ini berguna bagi anda, anda dapat share link blog ini ke social media seperti FB, Twitter dan jejaring sosial lainnya. Billahi taufiq wal hidayah, Assalamualaikum wrahmatullahi wabarokatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar