Jumat, 04 Juli 2014

Stratifikasi Sosial

Edukasi BlogStratifikasi Sosial. Di pembahasan yang lalu, kita membahas tentang Diferensiasi Sosial, gambaran sedikit tentang diferensiasi sosial, Diferensiasi Sosial yaitu suatu proses perolehan hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat yang berbeda satu sama lain atas dasar-dasar tertentu, seperti ras, etnis, agama, gender, dan suku bangsa, yang tidak menunjukkan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah. Kembali ke pembahasan utama yaitu Stratifikasi Sosial , setiap anggota masyarakat memiliki kedudukan atau tertentu, misalnya guru, pemimpin perusahaan, pegawai negeri dan tokoh masyarakat.Setiap kedudukan tersebut tentu saja dibebani dengan hak dan kewajiban. Hal tersebut mengakibatkan adanya perbedaan sosial berupa perbedaan tingkatan sosial. Dengan kata lain, perbedaan kedudukan menimbulkan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial. Ditambahkan pula oleh Soerjono Soekanto bahwa dasar dari terjadinya pelapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan pembagian antara hak dan kewajiban, serta antara kewajiban dan tanggung jawab sosial sehingga berpengaruh terhadap anggota masyarakat.

Beberapa pengertian stratifikasi menurut para ahli, antara lain sebagai berikut.

  1. Menurut Robert M.Z Lawang, stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilege, dan prestise.
  2. Menurut Horton dan Hunt, stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
  3. Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
  4. Menurut Bruce J. Cohen, stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.
  5. Menurut Astrid S. Susanto, stratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun horizontal dalam masyarakatnya.
bentuk-bentuk stratifikasi dapat dilihat dari beberapa segi , antara lain dari proses, sifat, dan dasar-dasar pelapisan sosial.

Stratifikasi Dilihat dari Segi Proses 

Ada dua bentuk stratifikasi dari segi proses, yaitu sebagai berikut.
  1. Stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya. Alasan terjadinya stratifikasi sosial adalah kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala, dan harta.
  2. Stratifikasi yang terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama. Biasanya dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam lembaga atau organisasi formal seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik, angkatan bersenjata, atau perkumpulan.

Stratifikasi Dilihat dari Segi Sifat 

Bentuk stratifikasi sosial dilihat dari segi sifat, yaitu sebagai berikut.
  1. Stratifiaksi sosial terbuka : dalam sistem stratifikasi sosial yang terbuka, setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk berusaha naik ke lapisan yang lebih tinggi, atau jika kurang beruntung dapat jatuh, ke lapisan yang lebih rendah. Kelebihan dari sistem ini adalah adanya rangsangan bagi setiap orang untuk mengejar kemajuan. Semakin maju seseorang, tingkat stratifikasinya pun akan naik. Akan tetapi, kelemahannya adalah adanya kemungkinan perasaan was-was karena khawatir tergeser kedudukannya ke lapisan bawah.
  2. Stratifikasi sosial tertutup : stratifikasi sosial bersifat tertutup membatasi kemungkinan berpindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik yang bergerak ke atas maupun ke bawah. Satu -satunyajalan untuk masuk menjadi anggotanya dengan kelahiran. Sistem yang tertutup dapat dilihat pada masyarakat India yang menggunakan sistem Kasta, atau dalam masyarakat feodal, dalam masyarakat tempat pelapisan sosialnya bergantung pada perbedaan rasial. Contoh sistem kasta salah satunya terjadi di india, yaitu memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
    1. Keanggotannya berdasarkan kelahiran. Anak yang lahir memiliki kedudukan yang sama dengan orangtuanya.
    2. Kenggotaannya berlaku seumur hidup, kecuali jika ia dikeluarkan dari kasta nya.
    3. Perkawinan bersifat endogami, artinya harus dipilih dari orang yang sekasta.
    4. Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.
    5. Adanya kesadaran pada keanggotaan suatu kasta, misalnya nama kasta dan identifikasi anggota pada kastanya.
    6. Terikat pada kedudukan-kedudukan
    7. Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.

Stratifikasi Dilihat dari Segi Dasar-Dasar Pelapisan Sosial 

Adapun menurut Soerjono Soekantom ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menciptakan golongan pada anggota masyarakat kelapisan-lapisan, yaitu sebagai berikut.
  • Kekayaan 
Orang yang memiliki kekayaan paling banyak atau berpenghasilan tinggi termasuk lapisan paling atas. Kekayaan tersebut dapat dilihat misalnya pada bentuk rumah yang bersangkutan mobil pribadinya, dan pakaiannya.
  • Kekuasaan 
Orang Yang memiliki kekuasaan atau yang memiliki wewenang berpeluang besar menempati lapisan teratas.
  • Kehormatan 
Orang yang disegani dan dihormati menempati tempat teratas dan ukuran seperti ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa besar kepada masyarakat.
  • Ilmu Pengetahuan 
Orang yang berpendidikan tinggi merupakan golongan yang lebih tinggi daripada orang yang berpendidikan rendah. Akan tetapi, ukuran ini terkadang membawa pengaruh yang negatif karena seringkali bukan mutu ilmu pengetahuannya yang dijadikan ukuran, tetapi gelarnya sehingga dapat mengakibatkan segala macam usaha dilakukan untuk mendapatkan gelar tersebut walaupun tidak dengan cara halal.

Menurut Mac Iver, dasar pelapisan masyarakat berdasarkan sistem pelapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan terbagi dalam tiga pola umum, yaitu tipe kasta, tipe oligarki, dan tipe demokratis.
  1. Tipe kasta merupakan sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemerintahan yang tegas dan kaku. Masyarakat dengan tipe kasta, misalnya masyarakat Hindu Indiayang hampir-hampir tidak pernah terjadi gerak sosial yang vertikal.
  2. Tipe Oligarki merupakan sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang tegas. Pembedaan lapisan pada masyarakat tipe oligarki ini ditentukan oleh kebudayaan masyarakat tersebut , terutama pada kesempatan yang diberikan kepada seluruh warga untuk memperoleh kekuasaan tertentu.
  3. Tipe demokratis merupakan sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah antarlapisan yang bersifat sangat dinamis. Ascribed Status tidak memegang peranan penting karena faktor kemampuan dan keberuntungan seseorang lebih dominan pada sistem lapisan ini. Hal ini bisa dialami oleh anggota-anggota partai politik pada masyarakat demokratis yang dapat mencapai kedudukan tertentu dalam masyarakat melalui partainya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar